Saturday, May 23, 2009

Alat Pendeteksi Alzheimer Ditemukan

By Republika Newsroom
Senin, 18 Mei 2009 pukul 10:38:00

CHICAGO-- Peneliti Amerika Serikat telah mengembangkan temuan yang
secara akurat yang dapat memprediksi gejala alzheimer pada orang berusia
65 dalam waktu enam tahun.

Daftar dari faktor risiko seperti kelambatan berpikir atau bergerak
diduga terjadi hampir setengah dari penderita demensia yang berkembang
pada sekelompok orang usia tua selama enam tahun, lapor para peneliti
dalam jurnal Neurology.

Diperkirakan 26 juta orang di dunia menderita Alzheimer dan yang paling
banyak dari demensia. Penyakit ini ditandai dengan gejala menurunkan
memori dan mengalami kelinglungan yang akan menjadi lebih parah seperti
hilangnya ingatan dan tidak memiliki kemampuan untuk menjaga diri sendiri.

Peneliti dari University of California, San Francisco, Deborah Barnes
mengatakan dirinya memiliki alat yang dapat memprediksi meningkatnya
resiko alzheimer untuk membantu para dokter mengawasi pasien dan
membantu perusahaan mengembangkan obat sebagai penanganan sejak dini
gejala gangguan pikiran yang belum ada pengobatan dan perawatan yang
efektif.

"Alat deteksi ini bisa menjadi sangat penting untuk penelitian dan untuk
orang-orang beresiko menderita demensia dan keluarga mereka," ungkap Barnes.

Alat ini terdiri dari 15-point skala dengan beberapa faktor risiko untuk
Alzheimer untuk lanjut usia, skor rendah pada tes kemampuan berpikir,
dan memiliki ApoE4 gene, yang menimbulkan risiko genetik meningkatkan
alzheimer.

Pada alat ini juga terdapat petunjuk faktor resiko yang jarang ditemui
seperti kekurangan berat badan, memiliki sejarah operasi bypass jantung,
tidak minum alkohol atau menjadi lambat untuk melakukan tugas-tugas
fisik seperti mengancingi baju.

Orang dengan skor 8 atau lebih tinggi dianggap berisiko tinggi demensia
dalam waktu enam tahun.

Untuk mengembangkan indeks, tim peneliti melibatkan 3.375 orang, dengan
rata-rata usia 76 dan tidak menderita demensia. Setelah enam tahun, 480
orang ternyata mengalami demensia.

Para peneliti kemudian melakukan pengamatan untuk melihat faktor apa
yang sangat berpotensi meningkatkan resiko demensia.

Ketika mereka mengevaluasi grup yang sama dengan menggunakan daftar,
mereka menemukan 56 persen dari mereka yang memiliki nilai tinggi
menderita demensia dalam waktu enam tahun. 23 persen dengan nilai
tengah-tengah dan hanya empat persen dengan skor rendah. Secara
keseluruhan, 88 persen hasilnya benar dari para peserta.

Barnes mengatakan, risiko indeks perlu dikonfirmasikan dengan penelitian
lainnya. Barnes dan timnya akan meneliti versi yang lebih sederhana dan
akurat. (reuters/cr1/rin)

No comments:

Post a Comment