BANYUMAS, KOMPAS.com — Warga di Desa Ketenger, Kecamatan Baturaden,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mulai merasakan naiknya aktivitas
Gunung Slamet dalam beberapa hari terakhir.
"Kami mulai merasakan adanya getaran dan mendengar suara gemuruh dari
Gunung Slamet. Bahkan, suara gemuruh tersebut tidak hanya terdengar pada
malam hari tetapi juga di siang hari," kata Untung Wahyono (31), warga
Desa Ketenger, Jumat. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak
diinginkan, kata dia, warga meningkatkan aktivitas ronda malam.
Getaran yang diakibatkan oleh peningkatan aktivitas Gunung Slamet juga
dirasakan warga di Desa Binangun, Kecamatan Mrebet, Kabupaten
Purbalingga. Seorang warga Desa Binangun, Amin Haryanto (39),
mengatakan, getaran tersebut mulai dirasakan sejak lima hari lalu.
"Baru-baru ini saja kami merasakan adanya getaran dan mendengar suara
gemuruh. Padahal sejak status Gunung Slamet ditingkatkan menjadi siaga
pada 23 April lalu, kami belum pernah merasakan getaran maupun mendengar
suara gemuruh," katanya.
Menurut dia, warga mulai khawatir dengan adanya kondisi tersebut karena
sejumlah binatang buas seperti babi hutan mulai memasuki perkampungan.
Pada bulan yang sama tahun lalu, kata dia, tidak pernah dijumpai adanya
binatang buas yang keluar dari hutan Gunung Slamet.
"Saat ini hewan-hewan itu mulai turun, antara tiga sampai empat ekor,"
katanya.
Koordinator Komunitas Peduli Slamet (Komplet) Purwokerto Sungging
Septivianto mengakui, banyak masyarakat yang memberikan informasi
seputar kondisi alam di sekitar Gunung Slamet saat ini. Meski demikian,
kata dia, pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan waspada
terhadap kemungkinan yang terjadi.
"Dalam beberapa hari terakhir ini, sejumlah fenomena alam memang muncul.
Namun, kami hanya bisa meminta masyarakat untuk tenang tetapi waspada
terhadap kemungkinan yang terjadi," katanya.
Sementara itu, pengamat Gunung Slamet di pos pemantauan Gambuhan,
Kecamatan Pulosari, Pemalang, Luruh Nurkholis mengatakan, hingga saat
ini status Gunung Slamet masih siaga.
"Kalau frekuensi letusannya menurun, hanya tinggal 13 kali dengan
ketinggian 25-50 meter. Namun kegempaan masih tinggi mencapai 139 kali
dengan kekuatan 30-335 MMI," katanya.
WAH
Sumber : Antara
No comments:
Post a Comment