Hadi Suprapto
VIVAnews – Sejumlah penelitian menyatakan gorengan sangat cepat memicu
tumbuhnya kanker pada organ tubuh manusia. Karena itu, dokter selalu
menganjurkan menghindari makan gorengan.
Sebenarnya, minyak dibutuhkan dalam metabolisme tubuh. Dalam sehari,
tubuh membutuhkan minyak 5-10 mililiter.
Seperti dikutip laman RumahKanker.com, Minggu 17 Mei 2009, mekanisme
gorengan memicu kanker diawali dari makanan kaya karbohidrat seperti
kentang, nasi, singkong, ubi, dan pisang yang dipanaskan.
Pada 2002, seorang peneliti kanker, Eden Tareke dari Universitas
Stockholm, Swedia, mengumumkan hasil penelitiannya. Ia menemukan
akrilamida, bahan pemicu kanker yang terbentuk pada makanan yang dipanaskan.
Menurut penelitian itu, makanan kaya karbohidrat jika digoreng akan
terurai, kemudian bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa
karsinogenik (pemicu kanker) yang bernama akrilamida.
Hal yang sama juga terjadi pada makanan yang dipanggang. Sedang makanan
mentah yang direbus, atau dikukus tidak mengalami reaksi semacam itu.
Kalau pun ada, kadarnya sangat kecil.
Penelitian terhadap tikus percobaan menunjukkan, akrilamida menimbulkan
tumor, merusak DNA, merusak syaraf, mengganggu tingkat kesuburan, dan
mengakibatkan keguguran. Seporsi kentang goreng yang dimasak pada suhu
220 derajat celcius mengandung akrilamida kurang-lebih 2.500 mikrogram.
Pada tikus percobaan, jumlah ini sudah menimbulkan mutasi gen.
Menggoreng Sendiri adalah salah satu kiat sehat makan gorengan. Dengan
menggoreng sendiri, Anda dapat menggunakan minyak baru. Minyak yang
belum pernah dipakai masih terbebas dari akrilamida maupun zat-zat
pemicu kanker lainnya.
Selain itu, usahakan menggoreng dengan api sedang, dengan suhu rata-rata
180 – 220 derajat celcius. Semakin rendah suhunya, semakin sedikit bahan
pemicu kanker yang terbentuk.
• VIVAnews
No comments:
Post a Comment